Obrolan Bebas

[title]REVERSAL CHART PATTERNS : Head and Shoulders[/title]

Gambar di bawah adalah ilustrasi pola [b]Head and Shoulders[/b] yang di awali dengan trend naik (bullish/up-trending). Sebelum mengidentifikasi suatu pola, selalulah perhatikan trend yang mengiringinya.

[b]Head and Shoulders[/b], dikatakan oleh para pakar analisis teknikal, sebagai pola terkuat dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Mengutip pernyataan Thomas N. Bulkowski (dari karyanya yang berjudul Encyclopedia of Chart Patterns) yang juga menguatkan pendapat di atas, Ia menyebutkan dalam penelitiannya terhadap pergerakan 500 jenis saham selama periode 1991-1996 (lima tahun) terdapat 431 pola Head and Shoulders yang validasinya cukup meyakinkan. 25 di antaranya merupakan sinyal konsolidasi sedangkan 406 lainnya merupakan sinyal reversal. Itu artinya [b]tingkat kegagalan yang terdapat pada pola Head and Shoulders ini hanyalah sebesar 6-7%.[/b]

Pergerakan up-trending chart bisa dilihat dari “lembah-lembah” (A – C – E) dan “puncak-puncak” (Titik B – D) yang semakin lama semakin tinggi . Atau istilahnya memiliki [b]Higher Lows & Higher Highs.
[/b]
Pola seperti yang diilustrasikan di atas menggambarkan situasi suatu trend naik yang masih normal (titik A – D). Namun, kemudian menjadi kehilangan momentumnya; yang juga mengindikasikan adanya pelemahan dari trend yang sedang berlangsung, yaitu up-trend. Hal tersebut ditunjukkan dengan ketidakmampuan harga membentuk titik puncak baru (F) yang lebih tinggi (new higher highs) dari puncak sebelumnya (D).

Ketika mendapati hal seperti ini, biasanya kebanyakan dari trader akan lebih memilih untuk wait and see ketimbang ikut bertransaksi. Sehingga mengakibatkan harga semakin kehilangan kekuatannya untuk terus bergerak naik. Lembah yang terbentuk sebelum puncak tertinggi (C) dan lembah yang terbentuk sebelum puncak terakhir (E) nantinya dapat dijadikan konfirmasi lanjutan untuk kepastian pola ini. Lembah ‘C’ dan lembah ‘E’ tersebut jika kita tarik garis lurus bisa kita manfaatkan sebagai suatu support yang disebut garis leher (neckline). Dan, jika neckline tersebut berhasil ditembus, bisa dikatakan harga sudah mulai berpaling dari trend bullish menuju trend bearish.

Lalu bagaimana dengan targetnya? ada metode yang cukup menarik dalam hal ini dan dirasa cukup efektif, yaitu [b]dengan mengukur jarak vertikal antara head (D) pada pola dengan garis leher (neckline) yang terbentuk untuk nantinya dijadikan sebagai proyeksi target . Lebih menariknya, ini berlaku tidak hanya pada pola Head and Shoulders, melainkan juga pada pola Chart Pattern lainnya.[/b]

More info : http://bit.ly/1SIQKZV

1 1038

    GABUNG SEKARANG !

    5 Anggota Terbaru

    Copyright 2016-2024 by Exness Rebate